Senin, 02 Januari 2012

Which One Are You? Black Coffee or Caramel Machiato?






I'm at Starbucks right now, skipping my office and still trying to complete few tasks which I should had it done few days ago.

Now it's 1 PM, and a bunch of office staff nearby, some Europe, most of them are Indonesianese, are now queing to order snacks and coffee. This is my 2nd cuppa coffee. The barista had offered me sort of product promotion. For every Rp. 25K (more or less 1.8 USD) I spend, I'll get a free cup of coffee. Black coffee. For those of you who never drinks any Starbucks coffee, especially black coffee, it's a very strong taste of coffee and bitter for sure. Unlike the other flavour of Starbucks coffee, adding more liquid sugar won't help that much, instead you'll get an odd-coffee taste

I took a seat near plug with nice-room view, by then watching them buying various foods and drinks. I don't see any, take the promo like I did. Or maybe I just missed or else. But why do they have to take a promotion like me? They know what they want at the price they can pay. But do we know our price?

Do we know how expensive we are, our value?

If you know what your price is, u should be glad because you'll keep yourself away from people with "promo/ discount mentality" like me. Do not judge yourself too low. People are willing to pay you higher than what you thought.

Minggu, 01 Januari 2012

It's New Year, Is it New You?






It's 2011 now, the 1st January of 2011.

How are you doing? How close you are now with what your target a year ago? How happy are you right now?

How rich are you right now? How big and smart are you right now compare to last year?

Now we all are in new year whereby we usually do make target and priority, let's not forget review of what we are goin to fulfill in 2012.

I am now in middle of watching 'Catatan Si Boy' on television, remake of a very famous 90's movie in Indonesia. The movie tell story about a journey of a group of young people which deals with cars, drag race and all the automobile stufs. Unlike the other car-movies, the main character, Satriyo is a very generous and kind man. He's kinda man that would break the rules to stand up for right things for his friends. In other words, Satriyo is a macho-genuine-heroic guy! :)

What about you? What about us? Do we have to be like Satriyo to gain what we wants?

We don't need to be like that-injured during fight for what we believe and dare to gain-. In this beloved new year, let us start it with new passion, new hope, clear and sober mind, so that we would stand in front beyond others and competitors.

Senin, 28 November 2011

Kicau Larry Bird, si Burung Biru





Twitter hari ini menjadi satu buah media paling efektif untuk berkomunikatif, dalam konteksnya sebagai blog, bukan sebagai device/ handset.

Menarik melihat fakta-fakta bahwa Indonesia merupakan pengguna Twitter No. 3 terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil, dengan prosentase penggunanya sebanyak 12,13%. Sejauh ini, sebanyak 229 negara sudah menggunakan twitter. Media penyampaian yang paling efektif terutama untuk membentuk brand personal dan memasarkan bisnis.

Perhari, jumlah twit pengguna akun twitter di Indonesia mencapai 1,29 juta twitt dari penggunanya sebanyak 47 juta pengguna twitter di Indonesia. Uniknya, Indonesia seringkali mendominasi penggunaan twitt dengan seringnya Indonesia masuk dalam Trending topics.

Kekuatan sebuah social-media ini mampu meluluh lantakkan bahkan satu buah rezim penguasa, disaat penggunaan alat komunikasi tidak dapat digunakan. Contohnya seperti yang tahun lalu terjadi di Mesir. Dengan daya terobos dan cuma-cuma serta tepat sasaran ini, eksistensi microblogging akan semakin kuat.

Rasa-rasanya dunia pendidikan perlu untuk memberikan kurikulum mengenai microblogging yang mungkin dapat diberikan sebagai mata pelajaran tidak wajib akan tetapi diberikan sebagai upaya untuk menggalang solidaritas komunitas. Hal ini dimungkinkan, karena hal apapun sangat mungkin dibahas, didiskusikan dalam twitter. Tidak jarang dalam bentuk "kuliah" atau lazim disebut kultwit. Jumlah ruang fisik spasial kota yang semakin sedikit dan terbatas hanya pada mall dan sarana olahraga, memungkinkan interaksi sosial terjadi tanpa harus selalu terjadi interaksi secara fisik.

Pada tahapan pemberdayaan masyarakat terutama dalam konteks pemberdayaan UKM, media twitter layak dan patut digunakan karena dapat menekan modal, tetapi menghantarkan informasi secara efektif. Pembina/ stakeholders hanya perlu memberi pelatihan kepada khalayak cara memasarkan dan membangun brand pribadi/ usaha melalui twitter. Kedepan, media twitter dapat digunakan sebagai sebuah identitas pelengkap CV, lebih tinggi lagi, company profile.

Kelola Resikomu





Hedging. Nama yang sudah cukup familiar dalam dunia investasi forex dan saham utamanya. Artinya adalah lindung nilai, dalam artian melindungi nilai investasi yang sudah kita tanamkan dengan harga yang disesuaikan. Hedging ini, yang pada jaman saya kemarin, cukup bisa dijadikan barang jualan instrumen investasi.

Seperti sudah kita ketahui - ataupun mungkin belum, yasudah, saya saja yang memberitahu-, perekonomian di zona Eropa saat ini memasuki fase keterpurukan kloter kedua. Kloter pertamanya beberapa bulan kemarin, dimulai dari Yunani. Efek kartu domino nya mulai menjalar. Beberapa negara Eropa sekarang terkena imbasnya. Bukan tidak mungkin menghajar belahan dunia lain. Menghajar Indonesia. Tergantung dari tingkat ekspor kita kesana sebenarnya. Dilihat dari data Ekspor Indonesia versi BPS, dari Agustus ke September, telah mengalami penurunan. Baik migas dan non migas.

Memang kita ekspor apa sajakah kesana ya?

Banyak. Berdasarkan golongan barangnya, beberapa diantaranya adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati/ hewani, karet, bijih, kerak dan abu logam, peralatan elektronik dan lainnya. Semua bisa dilihat disini.

Jadi rasanya, seperti berada di pinggir pantai, melihat sebuah ombak besar bergulungan berkejaran yang siap menghempaskan kita, dan siapa saja yang menghadang lajunya. Lucunya, ombak ini bukannya hal yang tidak bisa dikendalikan, tapi merupakan buah karya manusia juga.


Dalam tulisannya di kolom Majalah Fortune Indonesia, Kepala Analis Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero menyatakan, dalam situasi jual panik (panic-selling) seperti ini, diperlukan ketenangan dan pemahaman yang mendalam bahwa: ada hal yang lebih esensial lagi dibalik pergerakan dan volatilitas angka-angka tersebut. Yakni adalah fundamental. Kinerja perusahaan yang biasanya jarang diperhatikan karena kita sibuk mempertahankan, menjaga uang yang sudah ditanamkan.

Kita lupa yang esensialnya.

Sama halnya dengan yang terngiang di pikiran saya. Mengenai penurunan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia yang mengalami penurunan posisi IPM dari 108 di 2010 menjadi 124 di tahun 2011.

Sementara itu jor-joran perencanaan, penggunaan, pengawasan, penggelontoran ratusan trilyun APBN untuk membangun infrastruktur sebagai salah satu upaya mutlak menggerakkan perekonomian - yang merupakan salah satu faktor penentu IPM - juga tetap dilakukan di tengah gejolak dan mosi optimisme dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemangku kepentingan negeri ini.


Apa iya harus seperti itu? Apa iya lindung nilai (hedge) IPM terlalu sulit untuk kita lakukan karena intervensi politis yang terlalu besar, sementara Bank Sentral di Eropa mengemukakan bahwa kebijakan politislah yang bisa mengeluarkan mereka dari situasi krisis ekonomi Zona Eropa saat ini?

Siapa yang salah? Siapa yang harus bertanggung jawab?

Ah ya tidak baik saling menyalahkan. Bukan salah siapa-siapa. Bukan salah siapa-siapa juga kok jika akhirnya Google dan RIM, batal membuka kantornya di Indonesia. RIM, penyedia handset Blackberry itu malah membuka kantor di Malaysia, yang jelas-jelas pengguna handsetnya hanya sepersepuluh dari pengguna smartphone negeri ini.

Bukan salah siapa-siapa yah, pemerintah hanya mau memastikan konsumen menerima yang terbaik, dengan cara membuat regulasi-regulasi yang menguntungkan konsumen. Itu hanyalah resiko pekerjaan. Resiko keputusan untuk menjawab entitas dan kebutuhan yang majemuk. Rasanya sudah waktunya kita berbenah diri lebih baik lagi demi kepentingan 200 juta jiwa lebih penduduk negeri ini. Sudah waktunya kita belajar mengelola resiko dengan lugas dan tegas.

Minggu, 19 Juni 2011

Apa yang salah?

Tulisan di salah satu social web forum cukup mengganggu pemikiran saya. "Modal dikuasai asing, ekonomi Indonesia terancam" begitu judulnya kira-kira. Dari sebanyak 27 bank syariah, 13 bank syariah dimiliki oleh asing. Saham-saham perbankan lokal (non-syariah)pun juga tidak luput dari genggaman asing. Bank, dalam kehidupan perekonomian Indonesia yang majemuk dan kecil jumlah pengusahanya, cenderung merupakan alat tepat untuk menguasai pasar.

Lainnya, beberapa hari yang lalu pula saya membaca headline cuplikan online news via jejaring sosial. Hutang Indonesia membengkak menjadi 1.700 Trilliun. Artinya, jika dirata-ratakan dengan jumlah penduduk Indonesia yang menyeentuh 250 juta, setiap orang memiliki hutang senilai 6,8 Juta. Angka yang tidak sedikit.

Lainnya lagi, banyak usaha-usaha kecil menengah yang tergerus oleh pasar modern. Dalam konteks ini, pasar modern hadir dalam bentuk ratusan meter persegi pusat perbelanjaan dan grosir. Akhirnya usaha-usaha kecil menengah menyingkir, masuk kedalam area-area rural. Area-area yang secara penataan, belum terorganisir dengan baik karena bukan area yang traffically-profit. Hal ini pula yang akhirnya menumbuh kembangkan kawasan permukiman baru yang dibangun (banyaknya) oleh perseorangan. Bukan hal yang buruk untuk perkembangan industri property, tetapi pembangunannya harus pintar dan terintegrasi dengan rencana tata wilayah yang berlaku.

Apa yang salah ya? Apa benar kepemilikan asing yang mulai mayoritas justru baik bagi pertumbuhan eknomi makro? Apa kira-kira yang akan terjadi nantinya ya? Saya akan coba ulas di tulisan berikutnya.

Selasa, 08 Maret 2011

Goresan Pengingat, Catatan Kecil di Triwulan Ketiga

Bulan Maret 2011, sudah masuk triwulan pertama.

Saat ini yang paling berharga dan menentukan, baik bagi saya pribadi atau bagi sustainability negara ini. Ini tulisan pertama di tahun ini setelah November tahun lalu. Beberapa hal penting dan berarti yang sudah kita semua lalui, sebagai individu, kelompok atau masyarakat. Saya ingat tersamar memasuki 2011 beberapa hal yang cukup vital.

Di ekonomi, negara kita sedang dan boleh berharap atas laju pembangunan yang memberi sinyalemen positif. Belum semua bidang terintegrasi dengan baik, akan tetapi menurut saya semua pihak sedang belajar dan berusaha memberikan solusi yang baik. Gaung reksadana dan properti disebut sebagai bidang investasi yang baik untuk membiakkan dana kita.

Di sektor olahraga, masih terlalu ramai dan berisik dengan Nurdin Halid yang bersikukuh untuk tetap berada di tapuk kekuasaan sebagai ketua PSSI. Kabar baik, FIFA sudah melarang Nurdin untuk menjadi ketum PSSI untuk yang kesekian kalinya. Liga Primer sudah bergulir meski dengan begitu banyak kontroversi dari pemangku kepentingan. Masih belum jelas figur pengganti Nurdin nantinya.

Politik masih -dan selalu- berdengung keras terlebih 2 tahun menjelang 2014 akan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh partai-partai untuk 'mencuri' kredit dan 'jatah' nama dari masyarakat. 2 tahun lagi. Setelah banyak petinggi Beringin kuning menyatakan keinginan untuk mundur dari koalisi menjadi oposisi. Aroma re-shuffle semakin menyengat. Positioning Demokrat juga masih belum terlalu jelas. Harapan saya agar Beye tidak lupa akan mandat utamanya sebagai RI 1.

Di dunia internasional juga tidak kalah ramainya. Pergolakan dan perlawanan dari rakyat ke penguasa mulai memanas. Isunya bergulir bak bola salju dari mulai Tunisia, Mesir, lalu yang terakhir -dan paling gila- Libya. Rakyatnya mulai dan sudah terlalu gerah atas puluhan taun berkuasanya rezim. Persis seperti waktu awal era reformasi tahun 1998 dulu. Apakah ini pertanda bahwa kita lebih maju dari ketiga negara itu? :)

Dan untuk saya, ya. Inilah guliran tahapan baru dalam hidup saya. I'm a married man now. Yes, I'm a married man now. Akhir taun yang baik untuk saya jadikan pijakan dan batu harap sebagai tujuan kedepan. Jadi beberapa hal memang akan selalu berubah. Memang tidak selamanya perubahan bergerak menuju yang baik seperti yang saya alami, yang buruk juga ada. Baik dan buruk saling mengikat dalam satu paket yang sama. Paket yang namanya kehidupan. Kehidupan yang harus dijalani dengan baik sebagai konsekuensi sebagai ciptaanNya.

Tulisan ini saya buat sambil menunggu check-out hotel, untuk sekedar pengingat. Terutama untuk yang sedang mengalami perubahan ke yang buruk. Mumpung masih belum terlalu jauh dari awal tahun, dari cita-cita dan target perubahan yang selalu kita dengungkan tepat saat pergantian waktu 2010 ke 2011 kemarin. Supaya menjalani sisa 9 bulan lagi dengan semangat dan tujuan yang mulia.

Hidup untuk memuliakan, agar naik jadi yang lebih mulia satu dengan yang lain. Tetap semangat! :)

Minggu, 07 November 2010

Merapi, Kapankah Kau Berhenti Berapi-Api?



Merapi terus-terusan menggemparkan negeri ini, sudah beberapa kali letusannya menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. RS Sardjito mencatat sebanyak 84 orang meninggal dunia. Menurut Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, korban meninggal akibat letusan gunung Merapi terus bertambah. Sampai sore ini (Minggu. 7 November 2010), totalnya dilaporkan mencapai 144 orang.

Terhitung puluhan ribu eksodus dari kawasan sekitar Merapi, jarak awas 20 KM tentu saja membuat puluhan ribu lagi yang harus mengungsi. Belum lagi mempertimbangkan kerugian material yang terjadi, bukan tidak mungkin, secara ekonomi, Yogyakarta mengalami kolaps sampai dengan waktu yang belum dapat ditentukan.

Berbekal dari beberapa sumber, saya mencoba untuk memberikan pengertian dan cara pandang mengenai gunung berapi.

Siap? Kita mulai.

Sebelum berbicara mengenai gunung, kita berbicara mengenai struktur lapisan bumi yang terdiri dari 3 lapisan utama. Lapisan itu adalah Bumi, seperti yang terlihat pada gambar bawah, terdiri dari lapisan inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust).



Core atau inti bumi berjarak antara 2900km - 5200km. Core yang terdiri dari inner core dan Outer Core. Inner Core ini yang terus bergerak memberikan panas untuk bumi. Suhu dari inner core ini diperkirakan sekitar 7000 derajat celcius. Inti luar berupa zat cair yang memiliki ketebalan sekitar 2250 km dengan derajat panas yang diperkirakan mencapai 6000 derajat celcius.

6000 derajat celcius berarti sama dengan suhu permukaan matahari, panas gila ya..?

Lapisan berikutnya adalah mantel/ mantle. Seperti namanya, mantel ini berfungsi untuk memantelkan/ membungkus inti bumi, terdiri dari lapisan tebal panas, batuan padat antara kerak dan inti besi cair. Mengandung komposisi yang kaya akan magnesium. Sama seperti Core, mantel juga memiliki 2 lapis, Mantle Luar (Outside Mantle) dan Mantel Dalam (Inner Mantle).

Mantel dalam berjarak antara 300 km sampai 2890 km, sedangkan mantel luar berjarak 10 - 300 km dari permukaan bumi. Suhu dari mantel ini sendiri dapat mencapai 3000 derajat celcius.

Inti dan mantel ini merupakan lapisan yang tidak bisa dilihat, berbeda dengan lapisan terluar yang seringkali kita injak




Kerak adalah bagian terluar bumi yang membungkus bumi dan menjadikannya kulit bumi atau dalam bahasa geologinya disebut litosfer. Kerak terdiri dari dua tipe, yaitu kerak benua, dan kerak samudera. Temperatur dari kerak naik seiring dengan makin dalamnya lapisan, dengan kata lain, makin dalam, makin hangat.

Litosfer inilah yang kemudian disebut-sebut sebagai lempeng bumi. Lempeng bumi ini mengalami pergerakan bahkan tabrakan antara satu dengan lainnya. Terdapat 7 macam lempeng utama di bumi;
* Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua
* Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua
* Lempeng Australia, meliputi Australia - Lempeng benua
* Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
* Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut
* Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua
* Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera

dan beberapa lempeng kecil lain.

Nah, lempeng-lempeng ini terus bergerak disebabkan karena kepadatan litosfer yang lebih solid ketimbang lapisan pendukungnya si astenosfer. Jadi istilahnya kayak batu apung yang ngambang di air.




Pelepasan panas dari mantel yang menyusup ke atas juga menambah daya energi lempeng untuk terus bergerak-gerak. Ini sebabnya posisi gunung berapi itu tidak pernah tetap. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, bahwa gunung Tangkuban Perahu mengalami perpindahan posisi (kalau bukan area permukiman rumah saya yang berpindah).

Nah, pemetaan dari lempeng-lempeng itu dapat kita lihat digambar berikut



Lempeng-lempeng yang terus bergerak ini, bertabrakan dan bertubrukan satu sama lain. Akibat dari tabrakan lempeng yang berada di samudera itu yang menyebabkan tsunami, bencana air pasang tiba-tiba datang dalam bentuk gelombang besar dan bisa mencapai 5 meter.

Diantara lempeng itu sudah pasti terdapat rongga/ celah yang berkibat kesempatan buat magma yang berasal dari perut bumi, naik keatas dikarenakan oleh tekanan gas yang tercipta dari panasnya inti bumi yang mencapai 6000 derajat celcius tadi.

Celah yang tercipta antar lempeng-lempeng penyusun kulit bumi ini yang kita sebut sebagai "Ring of Fire". Namanya memang keren, tapi wajib kita lihat apa konsekuensi dari tinggal di dalam ring of fire atau disebut juga sebagai Sabuk Gempa Pasifik.




Nah, bisa dilihat sendiri digambar, bahwa Indonesia, utamanya pulau Jawa dan pesisir barat Sumatera merupakan kawasan dari ring of fire yang paling banyak warna merahnya. Artinya aktivitas seismik yang disebabkan oleh pergerakan lempeng itu paling banyak. Itu juga yang membuat banyaknya gempa dan letusan gunung berapi di negeri ini.

Perlu diketahui juga bahwa letusan satu gunung berapi biasanya berdampak sama terhadap gunung berapi lainnya. Lagi-lagi ini konsekuensi yang tidak enak dan menyebabkan anak Krakatau naik statusnya jadi Siaga.

Sebenarnya yang paling penting adalah, mengetahui sampai seberapa lama satu gunung berapi bisa terus-menerus meletus. Tidak pernah ada angka yang pasti karena timeframe yang presisi dari gerakan lempeng sulit untuk diprediksi. Meski begitu beberapa ahli dapat memprediksi arah pergerakan lempeng. Berdasarkan informasi, gempa Mentawai sudah diprediksi sekitar 9 bulan sebelumnya oleh seorang ahli dari irlandia. Bisa dibaca disini

Sejarah mencatat waktu yang berbeda-beda untuk tiap letusan gunung berapi.



Mauna Loa gunung berapi terbesar di planet ini. Terletak di Kepulauan Hawaii dan menurut ilmuwan telah meletus selama setidaknya sejak 700.000 tahun yang lalu. Letusan yang terakhir terjadi pada tahun 1984 ketika gunung berapi meletus dari 24 Maret - 15 April, selama 23 hari.





Gunung Vesuvius di Italia telah meletus berkali-kali. Letusan paling terkenal terjadi pada tahun 1979. Ketika itu selama dua hari gunung itu meletus keras dan menghancurkan kota-kota Pompeii dan Herculaneum. Menurut saksi mata yang selamat, bencana letusan ini hanya berlangsung selama 18 sampai 20 jam





St. Helens di Washington, Amerika meletus pada 18 Mei 1980. Sebanyak 57 orang tewas oleh peristiwa ini dan kerusakan senilai miliaran dolar untuk daerah sekitarnya. Letusan yang disertai gempa bumi ini berlangsung selama 2 bulan.




Krakatau merupakan letusan dahsyat gunung berapi yang terjadi di abad modern. Kejadiannya berlangsung pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat menyebabkan awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sumber lain menyebutkan tsunami yang dihasilkan diperkirakan telah menewaskan sebanyak 120.000 orang di wilayah tersebut.

Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Bagaimana dengan Merapi? Sampai berapa lamakah akhirnya ia akan berhenti bergejolak? Beberapa jam lalu, melalui akun twitternya, Andi Arief kembali mengumumkan sudah 100 jam berlalu semenjak letusannya yang pertama. Berapa lama lagikah...?