Minggu, 25 April 2010

Meminta Maaf...





"Saya menyesal telah mengatakan hal itu.. Saya td lg emosi.."

Pernahkah Anda mengucapkan kalimat ini?

Anda cukup jawab didalam hati saja.

Pertanyaan yang paling vital adalah, seberapa sering Anda melontarkan pernyataan menyesal seperti ini?

Bloggers, chatters, surfers and netters. Pada hakikatnya kita adalah manusia yang diberikan akal dan perasaan. Emosi yang tepat disertai dengan pola pikir yang tepat akan membawa kita ke tempat yang jauh lebih mulia.

Satu hal yang harus disadari adalah, ada hal-hal yang harus kita temui dalam hidup yang seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan atau inginkan. Hal ini yang kemudian dapat menyebabkan emosi kita terganggu, terlebih apabila secara fisik, kita sedang mengalami keletihan.

Dan terkadang, hal-hal kecil yang "mengganggu" kita dapat membuat kita meletupkan amarah kepada orang lain. Celakanya, kepada keluarga atau orang-orang yang kita sayangi. Percaya atau tidak, keretakan dalam rumah tangga diakibatkan oleh hal-hal seperti ini. Hal yang kecil. Permasalahan kata-kata.

Tidak melulu dari besaran gaji yang tidak mencukupi atau permasalahan karier. Tidak melulu permasalahan datang dari kurangnya pendidikan.

Dalam banyak hal, lidah bisa membuat situasi yang nyaman menjadi rusak berantakan. Saat itu terjadi, lebih banyak lagi orang yang tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Semoga saat ini terjadi, tidak ada piring terbang didalam rumah Anda.

Rekan-rekanku sekalian. Izinkan saya untuk menunjukkan cara mudah ini kepada Anda. Cara mudah untuk memperbaiki situasi, sekaligus memperbaiki diri Anda kedepannya. Cara yang paling mudah adalah: meminta maaf.

Sangat sulit bagi saya untuk menjelaskan kepada Anda, apabila kemudian Anda bertanya: "Bagaimana cara minta maafnya?" (terkekeh..)

Rekan-rekan. Meminta maaf bagi sebagian orang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Bagi sebagian orang, meminta maaf artinya adalah menaruh harga diri dilantai dan membiarkan orang lain menginjak-injaknya. Meminta maaf bagi sebagian orang adalah memanjat dinding setinggi 10 meter tanpa alat bantu apapun. Sangat sulit! Terlampau sulit! Terlebih jikalau mood Anda sedang bermasalah.

Kuncinya adalah, yakini bahwa meminta maaf tidak akan membuat Anda lebih rendah dari siapapun.
Meminta maaf tidak akan membuat Anda dijelek-jelekkan.
Meminta maaf lebih dulu, justru akan membuat kualitas Anda naik satu langkah dibanding orang lain karena pada saat itu, Anda berani untuk membuang EGO Anda. Permasalahan yang TIDAK BISA dilakukan oleh lebih banyak orang.

Jadi, saat Anda melakukannya, jangan pernah ragu untuk mendatangi orang yang telah Anda zalimi (hehehe, maaf. Saya tidak tahu bahasa yang tepat). Tatap matanya. Katakan dengan tulus,

"maafkan saya td membentakmu. Saya benar-benar tidak sengaja."

Jadi, sebelum Anda mengulangi kesalahan ini, sebelum Anda nantinya benar-benar menyakiti perasaan orang yang Anda sayangi karena emosi semata, ingat baik-baik satu kalimat penting ini:

"Apakah yang akan saya katakan ini benar-benar penting??"

Rekan-rekan, jaga hati Anda, pikiran dan perilaku Anda. Demi orang-orang yang Anda sayangi.

Senin, 19 April 2010




"Saya masih sering merasa takut untuk melakukannya lagi..."

Alkisah 2 biksu muda yang sedang berkelana melakukan perjalanan. Satu biksu lebih senior daripada yang lain. Mereka berjalan melintasi hutan dan lembah. Hingga pada suatu ketika bertemu dengan seorang wanita muda yang cantik. Wanita ini rupanya hendak menyebrangi sungai, namun mengurungkan niatnya beberapa kali karena derasnya arus sungai. Dia menunggu dan menunggu.

Memberanikan dirilah dia meminta bantuan kepada kedua biksu tersebut untuk membantunya menyeberangi sungai. Biksu yang lebih senior tersenyum dan kemudian menggendong wanita tersebut hingga sisi sungai yang satu lagi, diikuti oleh biksu junior dibelakangnya yang merasa terkejut dengan sikap dari seniornya itu.

Tiba di sisi sungai, wanita itu pun mengucapkan terima kasih dan mereka berpisah.

Kedua biksu pun melanjutkan kembali perjalanan mereka. Rupanya biksu junior masih menyimpan rasa penasaran yang terlalu dalam. Sampai kemudian dia melontarkan pertanyaan.





Biksu junior: "kenapa kau lakukan itu wahai teman?"
Biksu senior: "Apa maksudmu? Aku tak mengerti.."
Biksu junior: "Wahai teman, engkau baru saja menggendong seorang wanita. Kita tidak boleh melakukannya karena kita adalah biksu..!"
Biksu senior tersenyum seraya berkata:
"Wahai temanku yang baik, aku sudah menurunkannya dari beberapa jam yang lalu. Kenapa engkau masih "menggendong"nya di pikiranmu?"

Biksu junior pun tercekat dan mendapatkan pencerahan.







Rekan-rekan bloggers, chatters, surfers. Pikiran kita adalah anugerah yang paling besar dan menjadikan kita ada di tempat dengan hierarki tertinggi diantara makhlukNya.

Pikiran inilah yang akan menetukan kualitas hidup Anda semua dan saya, dalam kehidupan bertahun-tahun kedepan. Inilah akar dari segala tindakan manusia di dunia. Tak jarang kita melihat banyak sekali teman-teman kita bahkan kita sendiri yang tidak dapat meninggalkan beban di pikiran ini.

Beban ini terbawa-bawa. Parahnya hingga puluhan tahun kedepan. Akhirnya orang-orang ini terjebak dalam keputusan yang salah karena pemikiran yang salah, akibat beban dalam pikiran yang tidak seharusnya mereka bawa-bawa lagi.

Lupakah Anda bahwa ada hal-hal yang harus berani Anda tinggalkan agar Anda dapat mengambil keputusan untuk maju.

Ingatlah kondisi Anda yang lalu, lalu lupakan.
Ingatlah kondisi masa lalu Anda yang tidak akan pernah bisa Anda ubah lagi itu, lalu tinggalkan.
Ingatlah bahwa masa depan Anda yang baik bisa Anda wujudkan saat beban itu sudah Anda lepaskan.

Ingatlah bahwa semakin banyak beban yang Anda bawa ditubuh Anda akan semakin memperlambat Anda untuk maju.

Selasa, 13 April 2010





"Saya tidak dapat melupakan masa lalu.."

Setelah sekian lama "menghilang" karena kesibukan kantor yang cukup menyita perhatian, saya saat ini mencoba untuk menulis lagi. Memang tidak mudah memulai sesuatu lagi saat kita sudah terlalu lama meninggalkannya.

Sudah sekian hari juga ada hal-hal yang menarik perhatian saya dari dunia pemerintahan negara kita. Terutama mengenai kisah saudara kita Pak Gayus Tambunan yang tadinya bukan siapa-siapa, sekarang menjadi sangat-sangat terkenal. Sayangnya, bukanlah melalui cara-cara yang mulia. Mengingat jauh di masa lalu kita semua, pasti ada hal-hal yang kurang mengenakkan yang mungkin tidak ingin Anda semua ingat-ingat lagi.

Terlalu menyakitkan. Terlalu menyebalkan. Terlalu menyedihkan. Terlalu suram. Ter..la..lu.. (dengan logat bicara bang Rhoma Irama).

Hal-hal yang saat Anda pejamkan mata Anda di malam hari, membuat tidur Anda tidak nyenyak, membuat gelisah pikiran Anda, bahkan mungkin membuat konflik dan pertengkaran di dalam keluarga.

Hal ini adalah sangat manusiawi. Karena manusia dilahirkan dengan membawa syaraf-syaraf yang membuat kita melakukan respons terhadap suatu pemikiran yang sudah lewat. Dalam level yang lebih mengkhawatirkan, kita sebut sebagai phobia. Akhirnya rasa takut ini melahirkan kecenderungan bertindak ke arah yang tidak tepat.

Hasil akhirnya adalah, Anda tidak mendapatkan apa yang sudah Anda mau/rencanakan.

Anda bisa periksa dan tanya kepada teman, keluarga dan lainnya, berapa banyak yang pernah mengalami hal ini. Saya berani jamin, pasti tidak sedikit..! :)


Tetapi setelah nya Anda bertanya, setelahnya Anda mengetahui bahwa Anda tidak sendirian dalam hal ini, alangkah sangat tidak bijak apabila Anda meneruskan bersikap demikian.

Rekan surfers, browsers, chatter, googlers yang saya hormati. Ijinkan saya berbagi satu buah pola pikir. Ijinkan saya meminta Anda untuk memposisikan diri Anda sebagai Pak Gayus Tambunan saat ini. Bagaimana kira-kira Anda akan menatap 10 tahun kedepan nantinya?

Bagaimana kira-kira gambaran keluarga Anda 10 tahun ke depan?

Bagaimana kira-kira perilaku lingkungan dan keluarga Anda 10 tahun kedepan?

Sekali lagi saya jamin, bahwa tidak akan ada orang yang berani memikirkan yang baik.

Saat ini, apakah Anda memiliki masa lalu seperti yang Pak Gayus alami..?
Saat ini, apakah Anda memiliki kehidupan masa lalu yang buruk yang sulit Anda lupakan..?
Saat ini, tidakkah Anda ingin meninggalkan beban itu dimasa lalu, agar bisa melangkah dengan lebih baik ke depan..?

Jika iya, ada satu hal yang harus kita lakukan,

Ikhlaskanlah yang lalu..
Ikhlaskanlah yang suram...
Ikhlaskanlah hal-hal tidak enak yang mengikat pikiran Anda sampai hari ini..

Jangan pernah lupa bahwa pribadi-pribadi yang baik, adalah pribadi-pribadi yang mampu membesarkan diri dan lingkungannya dengan membuang dan mengikhlaskan hal-hal yang tidak perlu.

Ingat bahwa peran diri Anda dibutuhkan oleh orang banyak. Jangan siakan kepercayaan mereka karena Anda sulit mengikhlaskan masa lalu Anda.

Ingat bahwa saat Anda mengikhlaskan sesuatu yang sudah terjadi, hal-hal baik akan menghampiri Anda.


Salam selalu,