Selasa, 28 September 2010

Virginity?

Hari ini begitu mencengangkan. Setelah sekian lama tidak olahraga, saya akhirnya memulai pagi ini dengan berolahraga lagi. Meski agak berat untuk memulai bangun, tapi ternyata bisa. Ternyata menyenangkan dan menggairahkan.

Siangnya juga menarik. Setelah hampir dua minggu tidak mengkonsumsi nasi (dalam rangka hari berbahagia di bulan desember), akhirnya di'hajar' oleh satu paket hemat nya Hoka-Hoka Bento beserta nasinya tentunya. Kelenjar-kelenjar saya rasanya berdenyut lebih aktif dari biasanya.

Hari ini juga, rasanya untuk pertama kalinya saya mengetahui. Anggota Legislatif yang menuai kontroversi dengan idenya untuk melakukan tes keperawanan. Tes keperawanan yang idenya dilakukan sebelum memasuki sekolah menengah. Ide yang terus terang membuat alis saya berkerut dan memicingkan mata.

Tes keperawanan.

Legislatis sekarang ini memiliki banyak sekali ide-ide yang sangat belum berguna (kalau tidak mau dikatakan tidak penting). Rumah aspirasi, dana aspirasi, gedung baru, sekarang tes keperawanan.

Kenapa ya di jaman sekarang ini pejabat senang sekali mengurusi hal-hal yang ada diluar kewenangan mereka sebagai wakil publik..?

Kenapa ya tingkat akhlak selalu dikaitkan dengan maju tidaknya suatu negara..?

Kenapa ya sulit sekali bagi legislatif itu untuk melihat bahwa mereka mestinya bisa menjembatani situasi masyarakat saat ini kedalam masyarakat yang maju tanpa harus mengurusi hal-hal yang personal..?

Terlalu banyak orang yang ingin mengubah dunia ini. Beberapa diantaranya (beruntung) memiliki kewenangan untuk membuat keputusan dan peraturan dan akhirnya mengintervensi kepentingan yang bersifat sangat privat.

Teman saya mengatakan, itu hanyalah sudut pandang. Sudut pandang yang berbeda. Dengan segala kerendahan hati dan sebal, saya mencoba memposisikan diri kedalam pemikiran bahwa "kalo engga perawan, negara bobrok".

Saya percaya bahwa konsep negara yang kuat, dasar negara yang solid, berawal dari rasa kecintaan terhadapnya. Rasa kecintaan yang akan di-break down ke dalam langkah konkrit dengan memanfaatkan segala bentuk potensi yang ada, dengan saling menghargai setiap perbedaan yang ada.

Saya yakin dan percaya bahwa lebih banyak wanita di eropa dan amerika yang tidak lagi perawan, tapi bisa menjadi negara adidaya yang kuat secara fundamental.

Semoga legislatif itu ingat bahwa studi banding justru mereka lakukan ke negara-negara yang pahamnya 'virginity is not that important'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar